Jika sajak melampaui mataku
Takkan aku melihat lagi
Sebab mataku ada di awan
Mengedip di setiap jaringan
Aku sembunyi dalam karya
Jika sajak melampaui kaki ku
Takkan henti aku berlari
Mengejar bait-bait indah
Dalam heningnya puisi
Menjelma jadi tulang-tulangku
Jika sajak melampaui tanganku
Takkan ku lempar batu lagi
Bahkan tak perlu tombak baja besi
Apalagi pisau di kanan pistol di kiri
Bawakan saja aku secarik kertas
Dan sebatang pena usang,
Akan ku hancurkan dunia lewat puisi
Akan ku luluh lantakan mereka
Dan jika sajak melampaui telingaku
Kenapa aku harus dengar bualanmu
Janji-janji bohong itu
Kesempurnaan hanyalah dalam yakinku
Pada sajak tak berarah
Maka dengarkan puisiku
Yang sederhana, tanpa aku memikirkannya,
Yang terurai, tanpa ku sadari membuatnya
Aku berada dalam kemabukan yang indah
Datang di alammu, mimpimu, pikirmu,
dan menyesatkanmu
Jika sajak melampaui pikirku
Takkan habis aku berpikir,
Mendalam dalam kepedihan,
Dalam rasa kekecewaan,
Dalam tenang air sifatku,
Perjuangan yang tak berujung
Jakarta, 18 Desember 2012
0 comments:
Post a Comment